Demo "Pilkada Langsung" di Hong Kong Berujung Ricuh
VIVAnews - Kericuhan pecah di Hong Kong, Minggu 28 September 2014. Aparat kepolisian menyemprotkan gas air mata guna menghalau kerumunan massa pro demokrasi yang menduduki jalan utama di pusat pemerintahan negara bagian Tiongkok itu.
Apa yang memicu warga Hong Kong melakukan aksi demonstrasi besar-besaran itu? Dilansir Reuters, mereka memprotes kebijakan pemerintah pusat di Beijing yang menghapus pemilihan kepala pemerintahan Hong Kong secara langsung.
Mirip yang terjadi di Indonesia yang protes terhadap penghapusan Pilkada Langsung, mereka juga mengusung poster dan teriakan yel yel "shame on you."
Sampai Minggu sore, demonstran masih memblokir jalan utama di Hong Kong. Padahal, aparat telah memberikan peringatan untuk membubarkan diri.
Rupanya, peringatan aparat itu tidak digubris demonstran, sehingga semprotan gas air mata diberikan. Semprotan gas air mata terhadap demonstran ini merupakan kali pertama dilakukan sejak 2005 silam.
Seorang Juru Bicara Kantor Urusan Macau dan Hongkong China mengatakan bahwa pemerintah pusat telah menginstruksikan kepada otoritas berwenang di Hong Kong menangani demonstasi itu berdasarkan hukum yang berlaku. Sementara itu, di bawah semprotan gas air mata, massa terus merangsek mendekati kantor pemerintahan dibalik mantel palstik dan masker.
Perlu diketahui, Hong Kong kembali menjadi daerah di bawah pemerintah China pada 1997 mengacu model yang terkenal dengan sebutan "one country, two systems" yang menjamin derajat otonomi yang tinggi dan kebebasan yang tidak dapat dinikmati warga China daratan.
Masalahnya, Beijing pada bulan lalu, mengeluarkan kebijakan menghapuskan sistem pemilihan langsung untuk pemimpin kota Hong Kong di periode mendatang. China hendak memastikan pemimpin berikutnya loyal pada Beijing.
Pemimpin partai komunis di Beijing khawatir bila Hong Kong dibiarkan dengan sistem yang berlaku sekarang, tuntutan demokratisasi bakal menjalar di kawasan China daratan. (ren)
Apa yang memicu warga Hong Kong melakukan aksi demonstrasi besar-besaran itu? Dilansir Reuters, mereka memprotes kebijakan pemerintah pusat di Beijing yang menghapus pemilihan kepala pemerintahan Hong Kong secara langsung.
Mirip yang terjadi di Indonesia yang protes terhadap penghapusan Pilkada Langsung, mereka juga mengusung poster dan teriakan yel yel "shame on you."
Sampai Minggu sore, demonstran masih memblokir jalan utama di Hong Kong. Padahal, aparat telah memberikan peringatan untuk membubarkan diri.
Rupanya, peringatan aparat itu tidak digubris demonstran, sehingga semprotan gas air mata diberikan. Semprotan gas air mata terhadap demonstran ini merupakan kali pertama dilakukan sejak 2005 silam.
Seorang Juru Bicara Kantor Urusan Macau dan Hongkong China mengatakan bahwa pemerintah pusat telah menginstruksikan kepada otoritas berwenang di Hong Kong menangani demonstasi itu berdasarkan hukum yang berlaku. Sementara itu, di bawah semprotan gas air mata, massa terus merangsek mendekati kantor pemerintahan dibalik mantel palstik dan masker.
Perlu diketahui, Hong Kong kembali menjadi daerah di bawah pemerintah China pada 1997 mengacu model yang terkenal dengan sebutan "one country, two systems" yang menjamin derajat otonomi yang tinggi dan kebebasan yang tidak dapat dinikmati warga China daratan.
Masalahnya, Beijing pada bulan lalu, mengeluarkan kebijakan menghapuskan sistem pemilihan langsung untuk pemimpin kota Hong Kong di periode mendatang. China hendak memastikan pemimpin berikutnya loyal pada Beijing.
Pemimpin partai komunis di Beijing khawatir bila Hong Kong dibiarkan dengan sistem yang berlaku sekarang, tuntutan demokratisasi bakal menjalar di kawasan China daratan. (ren)
Post a Comment