DPR: Harga Minyak Dunia Turun, Jokowi Malah Naikkan BBM
VIVAnews - Sejumlah legislator di Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa 18 November 2014, mempertanyakan alasan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menaikkan harga bahan bakar minyak. Pasalnya, beberapa negara di dunia justru menurunkan harga BBM karena pengaruh turunnya harga minyak dunia.
"Sekarang situasi dunia sedang pesta pora akibat turunnya harga BBM di US$73 per barel, sehingga masyarakat internasional dan pemerintah di berbagai negara sedang melakukan penurunan untuk rakyatnya menikmati harga murah," ujar Ketua Fraksi Partai Gerindra Ahmad Muzani di Gedung DPR, Jakarta.
Muzani yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Gerindra itu mencontohkan, Republik Rakyat Tiongkok selama tahun 2014 telah tujuh kali menurunkan harga BBM.
"Malaysia menurunkan harga BBM, Amerika pun sama. Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang saat masyarakat internasional pesta pora menikmati harga murah, malah menaikkan," ungkap dia.
Anggota Komisi I DPR itu mempertanyakan alasan apa yang digunakan oleh pemerintahan Jokowi-JK, sehingga mengambil keputusan menaikkan harga BBM.
"Saya nggak tahu kacamata apa yang dipakai Jokowi. Mungkin dikira dengan kartu-kartu itu daya beli rakyat meningkat, dengan menaikkan upah buruh juga. Tapi itu nggak sebanding dengan kenaikan BBM. Oleh karena itu Gerindra minta agar pemerintah cabut keputusan ini," tegas dia.
Tanggapan Koalisi
Hal senada disampaikan disampaikan oleh Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika. Dengan kenaikan BBM ini, kata dia, masyarakat bisa membanding-bandingkan kondisi di Indonesia dengan negara lain.
"Malaysia Rp8.000, kita Rp8.500. Nanti rakyat membanding-bandingkan. Amerika harga BBM turun. Di belahan bagian utara sedang musim dingin, artinya kebutuhan BBM naik. Kalau kebutuhan BBM mereka turun, harga BBM bisa lebih turun lagi," ujar politisi Partai Gerindra itu.
Meski tidak memerlukan persetujuan DPR, menurutnya, pertimbangan pemerintah menaikkan harga BBM harus berdasarkan harga minyak mentah dunia.
Menanggapi hal ini, mitra koalisi pro Jokowi angkat bicara. Wakil Ketua Fraksi Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan situasi penentuan harga BBM di Indonesia berbeda dengan negara lain. Pasalnya, anggaran BBM di dunia menggunakan APBN harga rata-rata.
"Malaysia, dia punya perhitungan sendiri, berbeda dengan kita," tegas dia. (adi)
"Sekarang situasi dunia sedang pesta pora akibat turunnya harga BBM di US$73 per barel, sehingga masyarakat internasional dan pemerintah di berbagai negara sedang melakukan penurunan untuk rakyatnya menikmati harga murah," ujar Ketua Fraksi Partai Gerindra Ahmad Muzani di Gedung DPR, Jakarta.
Muzani yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Gerindra itu mencontohkan, Republik Rakyat Tiongkok selama tahun 2014 telah tujuh kali menurunkan harga BBM.
"Malaysia menurunkan harga BBM, Amerika pun sama. Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang saat masyarakat internasional pesta pora menikmati harga murah, malah menaikkan," ungkap dia.
Anggota Komisi I DPR itu mempertanyakan alasan apa yang digunakan oleh pemerintahan Jokowi-JK, sehingga mengambil keputusan menaikkan harga BBM.
"Saya nggak tahu kacamata apa yang dipakai Jokowi. Mungkin dikira dengan kartu-kartu itu daya beli rakyat meningkat, dengan menaikkan upah buruh juga. Tapi itu nggak sebanding dengan kenaikan BBM. Oleh karena itu Gerindra minta agar pemerintah cabut keputusan ini," tegas dia.
Tanggapan Koalisi
Hal senada disampaikan disampaikan oleh Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika. Dengan kenaikan BBM ini, kata dia, masyarakat bisa membanding-bandingkan kondisi di Indonesia dengan negara lain.
"Malaysia Rp8.000, kita Rp8.500. Nanti rakyat membanding-bandingkan. Amerika harga BBM turun. Di belahan bagian utara sedang musim dingin, artinya kebutuhan BBM naik. Kalau kebutuhan BBM mereka turun, harga BBM bisa lebih turun lagi," ujar politisi Partai Gerindra itu.
Meski tidak memerlukan persetujuan DPR, menurutnya, pertimbangan pemerintah menaikkan harga BBM harus berdasarkan harga minyak mentah dunia.
Menanggapi hal ini, mitra koalisi pro Jokowi angkat bicara. Wakil Ketua Fraksi Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan situasi penentuan harga BBM di Indonesia berbeda dengan negara lain. Pasalnya, anggaran BBM di dunia menggunakan APBN harga rata-rata.
"Malaysia, dia punya perhitungan sendiri, berbeda dengan kita," tegas dia. (adi)
Post a Comment