Memprihantikan, Penyakit Congek Ancam Nusa Tenggara Timur
Untuk memberangus penyakit dengan nama latin otitis media atau radang telinga tengah itu, Komnas Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Ketulian (PGPKT) menerjunkan sedikitnya 12 dokter ahli THT. Para ahli itu melakukan skrining atau penapisan dan pengobatan penyakit Congek atau Curek bertempat di SD Poco Kecamatan Wae Rii, Sabtu 15 November 2014.
“Kita sangat prihatin dengan kesehatan anak-anak SD di Flores, lebih khusus Manggarai. Penyakit telinga bernanah seharusnya sudah kiamat, tapi di sini malah banyak. Sangat memprihatinkan memang," kata Kordinator PGPKT, Brigjen.Pol (Purn) Pramudji Santoso.
Pantauan VIVAnews, kegiatan pengobatan telinga itu menghadirkan ratusan murid dari beberapa sekolah dasar se-Kecamatan Wae Rii. Para dokter ahli THT Jakarta itu dibantu sejumlah dokter dari IDI Manggarai.
Pramudji menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian bakti sosial memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 2014.
Kata Pamudji, sebelumnya PGPKT menerima laporan jika salah satu wilayah di Manggarai masih banyak ditemukan Congek.
Dia menerangkan, penyakit telinga sangat mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Sebagai generasi penerus bangsa, kata dia, anak-anak harus diperhatikan kebersihanya.
Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan, hampir 60 persen anak-anak sekolah yang diperiksa mengalami gangguan pendengaran akibat serumen atau penyumbatan kotoran.
“Puluhan di antaranya bernanah dan sudah ditangani. Mereka juga mendapat obat tetes dan minum,” ungkap Pamudji. (one)
Post a Comment