Menkes: Hingga Saat Ini Indonesia Masih Bebas Ebola
Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M di sela-sela kunjungan kerjanya dalam rangka memantau kesiapan di Jakarta, beberapa waktu lalu menjelaskan terkait hasil tes laboratorium Balitbangkes Kemenkes RI terhadap sampel spesimen dua pasien suspect Ebola asal Kediri dan Madiun, bahwa kedua pasien suspect tersebut negatif Ebola.
“Sampai dengan pemeriksaan laboratorium BCL-3, setelah 48 jam, hasilnya negatif. ternyata pasien ini menderita malaria. Kedua pasien kondisinya sudah membaik”, ujar Menkes di sela-sela kunjungan kerjanya di Bandara Soekarno Hatta, 3 November 2014 lalu.
Kasus ini bermula pada hari Minggu, 26 Oktober 2014, 28 orang TKI kembali dari Liberia setelah menyelesaikan pekerjaannya. Sebagai bentuk kewaspadaan dan pencegahan terhadap penyebaran virus Ebola, sejak 6 hari sebelum kepulangan, para TKI tersebut menjalani karantina di Liberia. Begitu pula setibanya di Jakarta, mereka juga menjalani satu hari karantina sebagai bentuk pengawasan di pintu masuk Tanah Air.
Setelah 7 hari pengawasan, merekapun melanjutkan perjalanan ke kampung halaman masing-masing. Beberapa hari selanjutnya, dua orang TKI di antaranya menderita demam, sehingga kedua pasien tersebut menjadi suspect Ebola. Mengingat pasien memiliki riwayat pulang dari daerah endemis Ebola, maka pihak RS memutuskan untuk merawat pasien di ruang isolasi.
Menkes melihat secara langsung cara kerja thermal scanner yang berada di jalur kedatangan internasional. Saat ini, sejumlah thermal scanner terdapat di 13 Bandara internasional di Indonesia. Selanjutnya, Menkes juga meninjau ruang wawancara yang diletakkan terpisah namun tidak jauh letaknya dari thermal scanner tersebut.
“Kalau kita lewat scanner ini dan suhu tubuh kita terlihat tinggi di atas 38,5 derajat C, alat ini akan bunyi, dan kemudian kita akan dibawa ke ruang wawancara, dan kita akan tanya-tanya riwayat mereka apakah ada kontak atau tidak dari daerah endemis. Kita lihat betul dan kalau kita sangat curiga, kita kirim untuk diobservasi," terang Menkes.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Post a Comment