Bagus menteri makan singkong, biar Indonesia tak banyak utang

Bagus menteri makan singkong, biar Indonesia tak banyak utang
Merdeka.com - Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Yuddy Chrisnandi telah mengeluarkan surat edaran larangan sajian penganan impor di dalam rapat-rapat di kantor pemerintah. Sebagai gantinya, Yuddy menyarankan makanan kecil yang tersedia diganti dengan menu tradisional. Misro, combro, timus, singkong urap, serta ubi, jagung dan singkong rebus.

Sosiolog dari Universitas Ibnu Khaldun, Musni Umar memuji langkah yang dilakukan pemerintahan Jokowi tersebut. Sebab, kebijakan ini tak hanya memberikan kemakmuran bagi masyarakat, tapi juga meningkatkan kemandirian bangsa di era globalisasi, sekaligus mengurangi utang akibat beban impor yang terlampau tinggi.

"Selama ini uang dari kita dan utang dari luar negeri, tapi perginya lebih banyak ke luar negeri, nanti bayar utang lagi, bisa defisit dagang kita. Ini saya kira cara bagus, perlu kita dukung supaya kita mandiri, berdikari," kata Musni saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (27/11).

Menurutnya, menu makanan tradisional sebenarnya sudah menjadi panganan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, bahan utamanya tidak tercampur dengan bahan kimia apapun yang dapat membahayakan kesehatan.

"Memang ini tidak mudah karena kalau makanan itu kan sangat terkait dengan kebiasaan-kebiasaan makan nasi, makan roti. Di masa lalu itu kan kita dibiasakan. Padahal sesungguhnya kita punya makanan tradisional," ungkap Musni yang kini menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik di Universitas Ibnu Khaldun.
Dengan kebijakan tersebut, maka pemerintah telah berupaya mengembalikan lagi kebiasaan masyarakat Indonesia untuk menyantap menu-menu tradisional. Kondisi itu juga memberikan manfaat berupa peningkatan taraf hidup warga dengan membeli produk-produk lokal.

No comments

Powered by Blogger.