BI Rate Akhirnya Naik 0,25 Basis Poin, Ini Jawaban Agus Martowardojo
VIVAnews - Setelah 13 bulan lamanya bertahan, suku bunga Bank Indonesia (BI Rate), akhirnya naik sebesar 0,25 basis poin menjadi 7,75 persen dari sebelumnya 7,5 persen pada hari ini, Selasa 18 November 2014.
Gubernur Bank indonesia Agus Martowardojo, mengatakan bahwa Rapat Dewan Gubernur BI yang berlangsung hari ini menetapkan kenaikan suku bunga tersebut.
Hal ini, katanya, untuk memastikan kenaikan inflasi dari harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi baru tersebut dapat diredam. Namun, dengan tingginya inflasi yang dihasilkan, Agus memperkirakan hanya bersifat sementara.
"Kenaikan suku bunga BI, untuk menjaga ekpektasi inflasi dan kembali ke jalurnya," ungkap mantan Menteri Keuangan dalam Kabinet Indonesia Bersatu II, itu di kantornya, Jakarta.
Selain BI Rate, Agus menyampaikan, lending facility juga dinaikan 50 basis poin menjadi delapan persen dari sebelumnya sebesar 7,5 persen. Sementara itu, suku bunga deposit facility, tetap dipertahankan pada level 5,75 persen.
Mengenai kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM bersubsidi, dia menyambut baik. Menurutnya, impor minyak yang selama ini membebani anggaran pemerintah diyakini akan menurun drastis.
"Harga BBM bersubsidi dinaikkan, kami yakin akan mengurangi defisit transasksi berjalan," tambah pria yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk tersebut. (asp)
Gubernur Bank indonesia Agus Martowardojo, mengatakan bahwa Rapat Dewan Gubernur BI yang berlangsung hari ini menetapkan kenaikan suku bunga tersebut.
Hal ini, katanya, untuk memastikan kenaikan inflasi dari harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi baru tersebut dapat diredam. Namun, dengan tingginya inflasi yang dihasilkan, Agus memperkirakan hanya bersifat sementara.
"Kenaikan suku bunga BI, untuk menjaga ekpektasi inflasi dan kembali ke jalurnya," ungkap mantan Menteri Keuangan dalam Kabinet Indonesia Bersatu II, itu di kantornya, Jakarta.
Selain BI Rate, Agus menyampaikan, lending facility juga dinaikan 50 basis poin menjadi delapan persen dari sebelumnya sebesar 7,5 persen. Sementara itu, suku bunga deposit facility, tetap dipertahankan pada level 5,75 persen.
Mengenai kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM bersubsidi, dia menyambut baik. Menurutnya, impor minyak yang selama ini membebani anggaran pemerintah diyakini akan menurun drastis.
"Harga BBM bersubsidi dinaikkan, kami yakin akan mengurangi defisit transasksi berjalan," tambah pria yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk tersebut. (asp)
Post a Comment